Selasa, 13 Desember 2016

PREDIKSI TIMBULAN SAMPAH DI JAKARTA TIMUR HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian
Beban biaya angkutan sampah yang meningkat
Biaya pengelolaan sampah Kota Jakarta Timur dari tahun ke tahun selalu meningkat, untuk pengangkutan dari penampungan sementara menuju tempat penampungan terakhir, mengeluarkan anggaran dengan dua tipe. Pengangkutan dengan kendaraan tipe kecil Rp 22.393 per ton dan angkutan besar Rp 167.343 per ton. Jadi truk kecil riil bermuatan 1,5 ton, Truk besar ukuran 6 ton Hingga di Bantargebang, Pemprov DKI Jakarta juga harus membayar Rp 123.000 per ton. Maka setiap tahun jumlah biaya mengangkut sampah DKI ke TPA Bantargebang meningkat, total anggaran yang harus dikeluarkan mencapai Rp 290.343 per ton (belum ditambah biaya penyapuan Rp.2.777 per meter).
Tahun ini, Pemprov DKI Jakarta membayar Rp 123.000 per ton sampah ke perusahaan. Sementara jumlah sampah DKI sekitar 6.000–6.500 ton sehari. Maka akan ada puluhan miliar rupiah mengalir ke perusahaan setiap bulannya.
Biaya tiping fee itu di luar biaya angkut yang harus dibayarkan Pemprov DKI melalui Dinas Kebersihan kepada perusahaan. Hal itu pula, menurut pemerintah, yang menyebabkan Pemprov DKI tidak pernah mampu membeli truk sampah. Sebab, anggarannya habis untuk pembayaran tiping fee sebesar Rp 287,8 miliar per tahun dan biaya pengangkutan sampah yang cukup besar.
Alternatif yang ada ialah, Pemprov DKI lebih baik melakukan operasional sendiri tempat pembuangan sampah akhir daripada harus mengeluarkan anggaran hingga Rp 400 miliar lebih per tahun. 
Pemprov DKI Jakarta mengakui kekurangan persediaan truk sampah. Apalagi, banyak sampah menumpuk pasca-banjir. Selain itu, usulan pengadaan 200 truk sampah tidak dimasukkan ke RAPBD 2014.
Pertumbuhan Penduduk
Data laju pertumbuhan penduduk di Jakarta Timur sebesar 1,03% per tahun (BPS Kota Jakarta Timur, 2014). Untuk selanjutnya dengan dasar data tersebut dapat dibuat proyeksi jumlah penduduk untuk kurun waktu 10 tahun ke depan terhitung mulai tahun 2010 sampai dengan 2020 sebagai berikut :
Jumlah penduduk tahun 2010 (Po)    =    2.705.763 Jiwa.
Tingkat pertumbuhan rerata ( r )    =    1,03 %    =    0,0103
Propyeksi penduduk    =    (Pn)    =   Po * (1 + r )n   =   Po * (1 + 0,0103 )n
Sebagai dasar analisis pertumbuhan jumlah penduduk dipakai data sensus penduduk Kota Jakarta Timur tahun 2010 dan proyeksi sampai dengan 2020.   Jika terhitung  mulai  tahun 2010  nilai  (n)  diambil  10  tahun,   maka  (tahun 2020)   P10    =    2.705.763  *  (1,0103)10    =     2.997.735 Jiwa.
Prediksi PDRB
Prediksi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui korelasi terhadap peningkatan pertumbuhan kedua variabel terkait dengan timbulan sampah yang akan terjadi. Alasan yang dipakai adalah peningkatan jumlah jiwa akan sangat mempengaruhi timbulan sampah karena konsumsi kebutuhan hidup untuk masyarakat juga bertambah, begitu juga PDRB setempat dimana mereka tinggal juga akan terpengaruh.
Sebagai dasar analisis berdasarkan pada tingkat pendapatan, pola konsumsi dan penyediaan kebutuhan hidup penduduk wilayah penelitian diasumsikan setara dengan PDRB perkapita (Syafrudin, 1977). Hubungannya adalah pengaruh volume buangan sampah ke TPA dari hasil peningkatan konsumsi masyarakat terhadap luas area buangan untuk prediksi kurun waktu 10 tahun berikutnya.
Data analisis prediksi peningkatan PDRB yang digunakan berdasarkan data pertumbuhan PDRB Kota Jakarta Timur mulai awal tahun 2010 hingga tahun 2020.
 Rumus rujukan pertumbuhan jumlah penduduk dan PDRB (Kodoatie, 2005) adalah :
Proyeksi jumlah penduduk :
Pn    =    Po (1 +  r)n
Keterangan :
Pn    =    prediksi jumlah penduduk tahun ke n (jiwa)
Po    =    jumlah penduduk saat ini (jiwa)
r       =    pertumbuhan penduduk rata-rata (%) n = tahun

Prediksi jumlah PDRB per kapita :
Pt    =    P (1 + r)t
Keterangan :
Pt    =   besar PDRB tahun ke – t (Rp.)
P     =   besar PDRB sekarang (Rp.)
r     =    pertumbuhan PDRB rerata (%)
t     =    tahun

Prediksi timbulan Sampah di Jakarta Timur
Data yang dihitung berikutnya adalah prediksi timbulan sampah Jakarta Timur dalam kurun waktu 10 tahunan terhitung mulai tahun 2010 hingga tahun 2020. Estimasi timbulan sampah Jakarta Timur tahun 2010 - 2020, selanjutnya dianalisis secara berpasangan antara pertumbuhan penduduk terhadap timbulan sampah serta pertumbuhan PDRB terhadap hal yang sama untuk mendapatkan trendline faktor nilai koefisien korelasi dari hasil regresi dua variabel terkait.
Untuk menentukan nilai koefisien penentu digunakan program Excell dari Software Window 8 dengan memilih model trendline yang terjadi dari hubungan variabel Y (Volume Timbulan sampah),  X1 (Jumlah penduduk) dan X2 (PDRB per kapita) masing-masing komponen.
Analisis pemilihan jenis truk dan prediksi jumlah unit truk sampah di Jakarta Timur.
Penanganan kebersihan di wilayah Kota Jakarta Timur dilaksanakan oleh Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur, dengan jumlah sarana kendaraan operasional/truk sejumlah 176 unit (2015).
Salah satu aspek penting dalam kegiatan pengelolaan sampah, terkait dengan masalah yang sedang dihadapiPemerintah Kota Jakarta Timur pada khususnya dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada umumnya adalah masalah  pengangkutan sampah ke TPA.
Jika dilihat dari volume sampah per hari, memerlukan sedikitnya 470 unit armada truk. Jumlah kendaraan angkut sampah di Sudin Kebersihan Jakarta Timur yang ada sekarang sebanyak 176 unit armada truk sampah. Dengan kondisi itu, artinya Sudin Kebersihan Jakarta Timur masih butuh 294 (470 - 176) unit armada truk tambahan.
Usia pakai kendaraan operasional/truk pengangkutan sampah semakin cepat berkurang dan kemampuan truk operasional angkutan sampah tidak memadai (tua). Pengadaan kendaraan operasional selama ini hanya dengan metode beli. Ketersediaan dana bagi kebutuhan operasional dan pengadaan kendaraan cukup terbatas, sehingga perlu ada alternatif lain dalam pengadaan.
Keterbatasan sarana angkutan sampah menyebabkan sampah-sampah tersebut mengalami keterlambatan untuk segera dibuang ke TPA. Sehingga sampah yang ditimbun tersebut akan mengalami proses pembusukan dan proses ini membawa dampak pada lingkungan, baik udara maupun tanah serta akan berakibat pada menurunnya tingkat kesehatan.
Keterbatasan sarana angkut sampah di Jakarta Timur, investasi pengadaan sarana angkutan sampah baru yang cukup tinggi, serta meningkatnya biaya operasional pengangkutan sampah merupakan permasalahan yang harus segera dipecahkan.
Solusi yang dibutuhkan adalah identifikasi jumlah kebutuhan jenis-jnis kendaraan pengangkutan sampah, agar diperoleh penanganan angkutan sampah yang lebih baik dengan biaya operasional seminimal mungkin. Untuk mewujudkan pengolahan dan sistem pengangkutan sampah yang lebih baik, memerlukan biaya yang besar, sedangkan anggaran belanja truk sampah terbatas, oleh sebab itu harus ada alternatif pengadaan kendaraan operasional angkutan sampah, sehingga pemerintah  memiliki alternatif pengadaan Kendaraan untuk penanganan sampah, terutama dalam mengatasi masalah pengolahan dan pengangkutan sampah di Jakarta Timur.
Estimasi kebutuhan unit truk sampah akan berkurang bila menggunakan teknologi Incinertor (pengelolaan sampah di sumber), sbb :
Estimasi timbulan sampah tahun 2017       =    8.634 m3
Dikelola dengan incinerator (69,2%)          =    5.975 m3
Sisa sampah yang dibuang                           =    2.659 m3
Estimasi kebutuhan truk sampah th 2017 =          =    147 unit
EFISIENSI BEBAN BIAYA ATAS TIMBULAN SAMPAH DAN ESTIMASI KEBUTUHAN KENDARAAN SAMPAH JAKARTA TIMUR
(Nopember 2015. Herman Herbandi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar