PREDIKSI TIMBULAN SAMPAH DI
JAKARTA TIMUR HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian
Beban biaya angkutan sampah yang
meningkat
Biaya
pengelolaan sampah Kota Jakarta Timur dari tahun ke tahun selalu meningkat, untuk pengangkutan dari penampungan sementara menuju
tempat penampungan terakhir, mengeluarkan anggaran dengan dua tipe. Pengangkutan
dengan kendaraan tipe kecil Rp 22.393 per ton dan angkutan besar Rp 167.343 per
ton. Jadi truk
kecil riil bermuatan 1,5 ton, Truk besar ukuran 6 ton Hingga di
Bantargebang, Pemprov DKI Jakarta juga harus membayar Rp 123.000 per ton. Maka setiap tahun jumlah biaya mengangkut sampah DKI
ke TPA Bantargebang meningkat, total anggaran yang harus dikeluarkan mencapai Rp 290.343
per ton (belum ditambah biaya penyapuan Rp.2.777 per meter).
Tahun ini, Pemprov DKI Jakarta membayar Rp 123.000 per ton
sampah ke perusahaan. Sementara jumlah sampah DKI sekitar 6.000–6.500 ton
sehari. Maka akan ada puluhan miliar rupiah mengalir ke perusahaan setiap
bulannya.
Biaya tiping fee itu di luar biaya angkut yang harus
dibayarkan Pemprov DKI melalui Dinas Kebersihan kepada perusahaan. Hal itu
pula, menurut pemerintah, yang menyebabkan Pemprov DKI tidak pernah mampu
membeli truk sampah. Sebab, anggarannya
habis untuk pembayaran tiping fee sebesar Rp 287,8 miliar per tahun dan
biaya pengangkutan sampah yang cukup besar.
Alternatif yang ada ialah, Pemprov DKI lebih baik melakukan
operasional sendiri tempat pembuangan sampah akhir daripada harus mengeluarkan
anggaran hingga Rp 400 miliar lebih per tahun.
Pemprov DKI Jakarta mengakui kekurangan persediaan truk
sampah. Apalagi, banyak sampah menumpuk pasca-banjir. Selain itu, usulan
pengadaan 200 truk sampah tidak dimasukkan ke RAPBD 2014.
Pertumbuhan Penduduk
Data laju pertumbuhan penduduk di Jakarta Timur
sebesar 1,03% per tahun (BPS Kota Jakarta Timur, 2014). Untuk selanjutnya dengan
dasar data tersebut dapat dibuat proyeksi jumlah penduduk untuk kurun waktu 10
tahun ke depan terhitung mulai tahun 2010 sampai dengan 2020 sebagai berikut :
Jumlah penduduk tahun 2010 (Po) = 2.705.763 Jiwa.
Tingkat pertumbuhan rerata ( r ) = 1,03
% =
0,0103
Propyeksi penduduk
= (Pn) = Po
* (1 + r )n = Po * (1 + 0,0103 )n
Sebagai dasar analisis pertumbuhan jumlah penduduk
dipakai data sensus penduduk Kota Jakarta Timur tahun 2010 dan proyeksi sampai
dengan 2020. Jika terhitung mulai tahun
2010 nilai (n) diambil
10 tahun, maka (tahun
2020) P10 = 2.705.763 * (1,0103)10 = 2.997.735 Jiwa.
Prediksi
PDRB
Prediksi ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui korelasi terhadap peningkatan pertumbuhan kedua variabel terkait
dengan timbulan sampah yang akan terjadi. Alasan yang dipakai adalah
peningkatan jumlah jiwa akan sangat mempengaruhi timbulan sampah karena
konsumsi kebutuhan hidup untuk masyarakat juga bertambah, begitu juga PDRB
setempat dimana mereka tinggal juga akan terpengaruh.
Sebagai dasar analisis berdasarkan pada tingkat
pendapatan, pola konsumsi dan penyediaan kebutuhan hidup penduduk wilayah
penelitian diasumsikan setara dengan PDRB perkapita (Syafrudin, 1977).
Hubungannya adalah pengaruh volume buangan sampah ke TPA dari hasil peningkatan
konsumsi masyarakat terhadap luas area buangan untuk prediksi kurun waktu 10
tahun berikutnya.
Data analisis prediksi peningkatan PDRB yang
digunakan berdasarkan data pertumbuhan PDRB Kota Jakarta Timur mulai awal tahun
2010 hingga tahun 2020.
Rumus rujukan
pertumbuhan jumlah penduduk dan PDRB (Kodoatie, 2005) adalah :
Proyeksi jumlah
penduduk :
Pn = Po (1
+ r)n
Keterangan
:
Pn = prediksi jumlah penduduk tahun ke n (jiwa)
Po
= jumlah penduduk saat ini (jiwa)
r = pertumbuhan penduduk rata-rata (%) n =
tahun
Prediksi jumlah
PDRB per kapita :
Pt = P (1 + r)t
Keterangan
:
Pt
=
besar PDRB tahun ke – t (Rp.)
P = besar PDRB sekarang (Rp.)
r = pertumbuhan PDRB rerata (%)
t
= tahun
Prediksi timbulan Sampah di
Jakarta Timur
Data yang dihitung berikutnya adalah prediksi
timbulan sampah Jakarta Timur dalam kurun waktu 10 tahunan terhitung mulai
tahun 2010 hingga tahun 2020. Estimasi timbulan sampah Jakarta Timur tahun 2010
- 2020, selanjutnya dianalisis secara berpasangan antara pertumbuhan penduduk
terhadap timbulan sampah serta pertumbuhan PDRB terhadap hal yang sama untuk
mendapatkan trendline faktor
nilai koefisien korelasi dari hasil regresi dua variabel terkait.
Untuk menentukan nilai koefisien penentu digunakan
program Excell
dari Software Window 8 dengan memilih model trendline yang terjadi dari
hubungan variabel Y (Volume Timbulan sampah),
X1 (Jumlah penduduk) dan X2 (PDRB per kapita)
masing-masing komponen.
Analisis pemilihan jenis truk dan
prediksi jumlah unit truk sampah di Jakarta Timur.
Penanganan
kebersihan di wilayah Kota Jakarta Timur dilaksanakan oleh Suku Dinas
Kebersihan Jakarta Timur, dengan jumlah sarana kendaraan operasional/truk
sejumlah 176
unit (2015).
Salah satu aspek penting dalam kegiatan pengelolaan
sampah, terkait dengan masalah yang sedang dihadapiPemerintah Kota Jakarta
Timur pada khususnya dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada umumnya adalah masalah pengangkutan sampah ke TPA.
Jika dilihat dari volume sampah per hari, memerlukan
sedikitnya 470
unit armada truk. Jumlah
kendaraan angkut sampah di Sudin Kebersihan Jakarta Timur yang ada sekarang
sebanyak 176
unit armada truk sampah. Dengan kondisi itu, artinya Sudin Kebersihan Jakarta
Timur masih butuh 294
(470
- 176) unit armada truk tambahan.
Usia pakai kendaraan operasional/truk pengangkutan
sampah semakin cepat berkurang dan kemampuan truk operasional angkutan sampah
tidak memadai (tua). Pengadaan kendaraan operasional selama ini hanya dengan
metode beli. Ketersediaan dana bagi kebutuhan operasional dan pengadaan
kendaraan cukup terbatas, sehingga perlu ada alternatif lain dalam pengadaan.
Keterbatasan sarana angkutan sampah menyebabkan
sampah-sampah tersebut mengalami keterlambatan untuk segera dibuang ke TPA.
Sehingga sampah yang ditimbun tersebut akan mengalami proses pembusukan dan
proses ini membawa dampak pada lingkungan, baik udara maupun tanah serta akan
berakibat pada menurunnya tingkat kesehatan.
Keterbatasan sarana angkut sampah di Jakarta Timur, investasi pengadaan sarana
angkutan sampah baru yang cukup tinggi, serta meningkatnya biaya operasional
pengangkutan sampah merupakan permasalahan yang
harus segera dipecahkan.
Solusi yang dibutuhkan adalah identifikasi jumlah
kebutuhan jenis-jnis kendaraan pengangkutan
sampah, agar diperoleh penanganan angkutan sampah yang lebih baik dengan biaya
operasional seminimal mungkin. Untuk mewujudkan
pengolahan dan sistem pengangkutan sampah yang lebih baik, memerlukan biaya yang besar,
sedangkan anggaran belanja truk sampah terbatas, oleh sebab itu harus ada
alternatif pengadaan kendaraan operasional angkutan sampah, sehingga
pemerintah memiliki alternatif pengadaan
Kendaraan untuk penanganan sampah, terutama dalam mengatasi masalah pengolahan
dan pengangkutan sampah di Jakarta Timur.
Estimasi kebutuhan unit truk
sampah akan berkurang bila menggunakan teknologi Incinertor (pengelolaan sampah
di sumber), sbb :
Estimasi
timbulan sampah tahun 2017 = 8.634 m3
Dikelola
dengan incinerator (69,2%) = 5.975 m3
Sisa
sampah yang dibuang = 2.659 m3
Estimasi
kebutuhan truk
sampah th 2017 =
=
147 unit
EFISIENSI BEBAN BIAYA ATAS TIMBULAN SAMPAH DAN ESTIMASI KEBUTUHAN KENDARAAN SAMPAH JAKARTA TIMUR
(Nopember
2015. Herman Herbandi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar