Kamis, 26 November 2015

Ini adalah kliping tulisan saya CARA GAMPANG MENULIS LAMARAN yang pernah dimuat di majalah INTISARI Edisi Juni 1994 hal.57








(27 Nop 15)

Senin, 02 November 2015

TANYA ISTRI  
Coba sekali-kali tanya istri, pasti jawabannya akan unik, nih contohnya :
Karna saya punya sedikit rezeki, suatu hari saya tawari istri ---niat sesungguhnya biar gaya di depan istri. Dengan bangga saya tawari istri begini : “Mau gak kita jalan-jalan ke luar negeri, kamu yang pilih kemana, tapi ke Eropa?”
Trus jawaban istri : (diluar dugaan saya semula) “Gak usah, matur nuwun sanget. Aku Cuma kepingin dolan ke Singgapur wae, mau beli tas!”.
Saya gak duga jawabannya kayak gitu, soalnya saya duga dia pasti kepingin main ke luar negeri seperti teman-temannya. “Tapi kalo cuma mau tas, beli aja tas kulit buaya dari Marauke,  kata orang kualitasnya bagus....!”
Trus kata istri “yo boleh tapi tukune ning Singgapur...!”
Waduh... beli tas kulit buaya marauke kenapa mesti ke Singapur...kenapa gak yang jauh sekalian ke Taipei--Taiwan aja...! (Oktober 2015)
TOXOPLASMA/TOXOPLASMOSIS

Kali ini saya akan berbagi tenang penyakit toxoplasmosis yang dapat menyebabkan ibu hamil keguguran. Tulisan tentang toxoplasma  di bawah ini saya kumpulkan dari beberapa orang/lembaga. Saya mengumpulkan tulisan ini berdasarkan urutan 3 teratas pada mesin pencari google dengan kata kunci “toxoplasma” dan “toxoplasma adalah” Betikut uraiannya :

Toxoplasmosis is considered to be a leading cause of death attributed to foodborne illness in the United States. More than 60 million men, women, and children in the U.S. carry the Toxoplasmaparasite, but very few have symptoms because the immune system usually keeps the parasite from causing illness. (http://www.cdc.gov/parasites/toxoplasmosis/)

Toxoplasmosis is a parasitic disease caused by Toxoplasma gondii.[1] Infections with toxoplasmosis usually cause no symptoms in adult humans.[2] Occasionally there may be a few weeks or months of mild flu-like illness such as muscle aches and tender lymph nodes.[3] In a small number of people, eye problems may develop. In those with a weak immune system, severe symptoms such asseizures and poor coordination may occur. If infected during pregnancy, a condition known as congenital toxoplasmosis may affect the child.[3]
Toxoplasmosis is usually spread by eating poorly cooked food that contains the cysts, exposure to infected cat feces, and from a mother to a child during pregnancy if the mother becomes infected. Rarely the disease may be spread by a blood transfusion. It is not otherwise spread between people.[1] The parasite is only known to reproduce sexually in the cat family. It, however, can infect most types of warm-blooded animals, including humans.[4] Diagnosis is typically by testing the blood for antibodies or by testing theamniotic fluid for the parasite's DNA.[5]
Prevention is by properly preparing and cooking food. It is also recommended that pregnant women not clean cat litter boxes.[6]Treatment of otherwise healthy people is usually not needed. During pregnancy spiramycin or pyrimethamine/sulfadiazine and folinic acid may be used for treatment.[7]
Up to half of the world's population is infected with toxoplasmosis.[8] In the United States about 23% are affected[9] and in some areas of the world this is up to 95%.[1] About 200,000 cases of congenital toxoplasmosis occur a year.[10] Charles Nicolle and Louis Manceaux first described the organism in 1908. In 1941 transmission during pregnancy from a mother to a child was confirmed.[11]  (https://en.wikipedia.org/wiki/Toxoplasmosis)

Toxoplasmosis (tok-so-plaz-MOE-sis) is a disease that results from infection with the Toxoplasma gondii parasite, one of the world's most common parasites.
Toxoplasmosis may cause flu-like symptoms in some people, but most people affected never develop signs and symptoms. For infants born to infected mothers and for people with weakened immune systems, toxoplasmosis can cause extremely serious complications.
If you're generally healthy, you probably won't need any treatment for toxoplasmosis. If you are pregnant or have lowered immunity, certain medications can help reduce the infection's severity. The best approach, though, is prevention.


TOXOPLASMA : PENYEBAB & CARA PENCEGAHAN
Toxoplasmosis terkenal sebagai salah satu penyakit yang harus diwaspadai pada ibu hamil. Toxo sering dihubungkan dengan penyakit lainnya, seperti Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Semua penyakit tersebut sering disingkat menjadi TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes). Tetapi, toxo bukanlah penyakit yang disebabkan oleh virus seperti ketiga temannya diatas. Toxoplasma atau Toxoplasma gondii adalah sejenis hewan bersel satu yang sering juga disebut protozoa (jadi bukanlah virus). Toxoplasmosis adalah nama penyakit pada hewan dan manusia yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Banyak orang beranggapan bahwa penyebab utama penyakit toxoplasmosis adalah kucing. Sehingga banyak disarankan bagi ibu hamil atau wanita yang ingin hamil untuk menghindari kucing. Padahal, rumor tersebut tidak sepenuhnya benar.
Hampir semua hewan berdarah panas dapat terinfeksi toxoplasma. Hewan yang sering berada disekitar manusia seperti sapi, kuda, tikus, domba, anjing, ayam, burung, babi, dan lain-lain, juga dapat terinfeksi toxoplasma. Satwa liar seperti musang, harimau, anjing hutan, dan lain-lainl, juga dapat terinfeksi toxoplasma. Penelitian Toxoplasmosis di Indonesia pertama kali dilakukan oleh Hartono pada tahun 1972 dan baru dilaporkan tahun 1988. Peneliti tersebut berhasil mengisolasi kista Toxoplasma pada kambing dan domba yang dipotong di rumah potong hewan Surabaya dan Malang. Penelitian lapangan yang dilakukan di berbagai daerah menunjukkan prevalensi penyakit ini bervariasi dan cenderung tinggi. Angka prevalensi penyakit pada kambing berkisar 24-61%, kucing 10-40%, babi 28%, domba 43%, sapi 36%, kerbau 27%, ayam 20%, itik 6%, anjing 10%, dan manusia 14-82%. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala keguguran pada wanita hamil.
Cara penularan toxoplasma adalah sebagai berikut, hewan yang terinfeksi toxoplasma hanya menyebarkan ookista dalam jangka waktu tertentu, yaitu sekitar 10 hari sejak terinfeksi. Setelah 10 hari jumlah ookista yang disebarkan biasanya sangat sedikit dan mempunyai resiko penularan yang sangat kecil. Manusia atau hewan dapat tertular bila menelan kista atau ookista toxoplasma. Kista atau ookista ini bersifat seperti telur. Telur yang tertelan tersebut akan menetas dan berkembang di dalam tubuh hewan atau manusia. Kista tersebut dapat hidup dalam otot (daging) manusia dan berbagai hewan lainnya. Penularan juga dapat terjadi bila hewan atau manusia tersebut memakan daging mentah atau daging setengah matang yang mengandung kista toxoplasma. Kista toxoplasma juga dapat hidup di tanah dalam jangka waktu tertentu (bisa sampai 18 bulan). Dari tanah ini toxoplasma dapat menyebar melalui hewan, tumbuh-tumbuhan atau sayuran yang kontak dengan kista tersebut. Sayangnya, gejala infeksi toxoplasma tidak terlihat (subklinis). Meskipun jarang terjadi, pada infeksi yang akut dapat mengakibatkan pembengkakan kelenjar pertahanan (limfoglandula) yang terdapat disekitar leher, ketiak, dll.
Beberapa akibat toxoplasma pada manusia adalah pada pria, infeksi akut toxoplasma dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening. Bila berlangsung terus menerus dapat menyebabkan kemandulan. Toxoplasma dapat menginfeksi dan menyebabkan peradangan pada saluran sperma. Radang yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya penyempitan bahkan tertutupnya saluran sperma. Akibatnya pria tersebut menjadi mandul, karena sperma yang diproduksi tidak dapat dialirkan untuk membuahi sel telur.
Seperti pada pria, infeksi toxoplasma yang berlangsung terus menerus dapat menginfeksi saluran telur wanita. Bila saluran ini menyempit atau tertutup, sel telur yang telah dihasilkan oleh indung telur (ovarium) tidak dapat sampai ke rahim untuk dibuahi oleh sperma. Yang paling berbahaya adalah akibat toxoplasma terhadap janin/fetus. Kista toxoplasma bisa berada di otak janin menyebabkan cacat dan berbagai macam gangguan syaraf seperti gangguan syaraf mata (buta, dll). Akibat lainnya adalah janin dengan ukuran kepala yang besar dan berisi cairan (hidrocephalus).
Untuk itu, ibu hamil perlu memperhatikan hal-hal berikut agar terhindar dari toxoplasmosis :
1.    Mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir setelah melakukan kontak atau menyentuh hewan berdarah panas.
2.    Menghindari makan daging setengah matang. Biasanya daging pada sate belum matang sempurna, jadi lebih baik menghindari daging yang disate.
3.    Menghindari makan sayuran mentah, karena dikhawatirkan masih terdapat ookista yang menempel (bisa terbawa angin air hujan). Mencuci bersih sayuran mentah tidak menjamin hilangnya ookista yang mungkin menempel dilipatan-lipatan sayuran.
4.    Menjalani tes laboratorium pada trimester pertama kehamilan akan sangat bermanfaat untuk deteksi dini toxoplasmosis.
Silakan 'LIKE' dan Share jika artikel ini bermanfaat untuk Bunda.
=====================================
Dapatkan Panduan Lengkap Cara Cepat Hamil, menjawab semua permasalahan kehamilan.
Kunjungi : 
www.AgarHamil.com



Tanya Jawab Seputar Toxoplasma
Apakah Toxoplasma dan Toxoplasmosis itu ?
Toxoplasma atau Toxoplasma gondii adalah sejenis hewan bersel satu yang sering juga disebut protozoa. Toxoplasma merupakan  parasit  yang dapat menginfeksi hewan dan manusia.
Toxoplasmosis adalah nama penyakit pada hewan dan manusia yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii.
Mengapa Toxoplasma gondii sering disebut virus ?
Toxoplasmosis terkenal sebagai salah satu penyakit yang harus diwaspadai pada ibu-ibu atau calon ibu yang hendak mengandung anaknya (hamil). Penyakit lainnya adalah Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Semua penyakit ini sering disingkat menjadi TORCH (Toxoplasma,Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes). Ketiga penyakit terakhir disebabkan oleh virus, sehingga orang sering salah pengertian dan menganggap toxoplasma adalah virus.
Siapa saja yang dapat terinfeksi toxoplasma ?
Semua orang  dapat terinfeksi toxoplasma. Laki-laki  dan perempuan baik muda ataupun tua dapat terinfeksi toxoplasma.
Hewan apa saja yang dapat terinfeksi toxoplasma ?
Hampir semua hewan berdarah panas dapat terinfeksi toxoplasma. Hewan yang sering berada disekitar manusia & kucing seperti sapi, kuda, tikus, domba, anjing, ayam, burung, babi dll juga dapat terinfeksi toxoplasma. Satwa liar seperti musang, harimau, anjing hutan, dll juga dapat terinfeksi toxoplasma.
Mengapa kucing dianggap sebagai sumber utama penularan toxoplasma ?
Sebenarnya semua hewan berdarah panas dapat terinfeksi dan menularkan toxoplasma kepada manusia. Toxoplasma berkembang biak mengikuti suatu siklus hidup (seperti siklus hidup pada kupu-kupu). Toxoplasma dapat berkembang dengan cara membelah diri (non seksual) dan seksual (makro gamet dan mikro gamet). Pada hewan-hewan selain kucing toxoplasma berkembang biak dengan cara non seksual. Kucing adalah inang definitif toxoplasma. Dalam tubuh kucing, toxoplasma dapat berkembangbiak dengan cara seksual dan non seksual.
Bagaimana cara penularan toxoplasma ?
Kucing yang terinfeksi toxoplasma hanya menyebarkan ookista dalam jangka waktu tertentu, yaitu sekitar 10 hari sejak terinfeksi. Setelah 10 hari jumlah ookista yang disebarkan biasanya sangat sedikit dan mempunyai resiko penularan yang sangat kecil. Penyebaran ookista ini biasanya terjadi pada kucing muda. Penyebaran ookista biasanya tidak terjadi pada kucing dewasa karena sistem kekebalan tubuh mereka lebih baik dan relatif dapat mengendalikan sendiri infeksi toxoplasma tersebut.
Manusia atau hewan dapat tertular bila menelan kista atau ookista toxoplasma. Kista atau ookista ini bersifat seperti telur. Telur yang tertelan tersebut akan menetas dan berkembang di dalam tubuh hewan atau manusia.
Kista tersebut dapat hidup dalam otot (daging) manusia dan berbagai hewan lainnya. Penularan juga dapat terjadi bila hewan atau manusia tersebut memakan daging mentah atau daging setengah matang yang mengandung kista toxoplasma.
Kista toxoplasma juga dapat hidup di tanah dalam jangka waktu tertentu. Dari tanah ini toxoplasma dapat menyebar melalui hewan, tumbuh-tumbuhan atau sayuran yang kontak dengan kista tersebut.
Mengapa orang yang tidak memelihara kucing bisa terinfeksi  toxoplasma ?
Toxoplasma terdapat diseluruh dunia secara meluas. Kucing bukanlah sumber utama penularan toxoplasma. Yang pasti orang tersebut pernah menelan kista toxoplasma yang masih hidup. Kista bisa berada pada sayuran  atau daging yang tidak dimasak sempurna.
Benarkah toxoplasma menular melalui liur dan bulu kucing ?
Tidak. Bentuk menular dari toxoplasma adalah bradizoit dan kista, kista hanya dikeluarkan oleh kucing yang positif terinfeksi melalui kotorannya (feces). Selama bulu dan liur kucing tidak mengandung kista kita tidak akan tertular toxoplasma bila membelai bulu kucing. Bahkan bila pada bulu kucing terdapat kista, dan pindah ke tangan kita pada saat membelai bulunya, penularan masih bisa dicegah dengan mencuci tangan dengan sabun hingga bersih.
Bagaimana gejala manusia yang terinfeksi toxoplasma ?
Sebagian besar manusia yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala sama sekali (subklinis). Meskipun jarang terjadi, pada infeksi yang akut dapat mengakibatkan pembengkakan kelenjar pertahanan (limfoglandula) yang terdapat disekitar leher, ketiak, dll.
Apa akibat toxoplasma pada hewan
Sebagian besar infeksi toxoplasma pada hewan bersifat sub klinis (ringan dan tidak menunjukkan gejala sama sekali). Pada infeksi yang parah dapat menyebabkan diare dan cacat pada fetus kucing atau hewan lainnya
Bagaimana akibat toxoplasma pada manusia
Pada pria, infeksi akut toxoplasma dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening. Bila berlangsung terus menerus dapat menyebabkan kemandulan. Toxoplasma dan menginfeksi dan menyebabkan peradangan pada saluran sperma. Radang yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya penyempitan bahkan tertutupnya saluran sperma. Akibatnya pria tersebut menjadi mandul, karena sperma yang diproduksi tidak dapat dialirkan untuk membuahi sel telur.
Seperti pada pria, infeksi toxoplasma yang berlangsung terus menerus dapat menginfeksi saluran telur wanita. Bila saluran ini menyempit atau tertutup, sel telur yang telah dihasilkan oleh indung telur (ovarium) tidak dapat sampai ke rahim untuk dibuahi oleh sperma.
Yang paling berbahaya adalah akibat toxoplasma terhadap Janin/fetus. Kista toxoplasma bisa berada di otak janin menyebabkan cacat dan berbagai macam gangguan syaraf seperti gangguan syaraf mata (buta, dll). Akibat lainnya adalah janin dengan ukuran kepala yang besar dan berisi cairan (hidrocephalus).
 
Banyak penyebab hidrocephalus, salah satunya adalah toxoplasma
(oleh : drh. Neno Waluyo S, 2007) (http://kucingkita.com/penyakit-kucing/tanya-jawab-seputar-toxoplasma)


Sekilas mengenai penyakit toxoplasmosis


Toxoplasmosis atau sering hanya disebut penyakit toxo merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Dalam banyak kasus, infeksi pada manusia terjadi terutama setelah parasit tersebut tertelan. Sebagian besar orang yang terinfeksi tidak memiliki gejala, tetapi penyakit ini memiliki potensi untuk menyebabkan masalah serius pada beberapa orang, terutama pada mereka yang mengidap penyakit immunodepressed dan pada wanita hamil karena dapat menyebabkan keguguran.

Jika timbul gejala, biasanya menyerupai flu (nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, malaise) dan dapat berlangsung selama beberapa minggu. Pada beberapa kasus, infeksi yang berat dapat menyebabkan masalah pada organ mata, gangguan otak, kejang, dan jarang, menyebabkan kematian. Obat-obatan tertentu, baik secara tunggal maupun dalam kombinasi, dapat digunakan untuk mengobati toxoplasmosis.

Sebagian besar orang terkena infeksi dari makan daging yang terinfeksi atau mengonsumsi makanan yang terkontaminasi kotoran kucing atau anak kucing. Pencegahan penyakit ini terutama berpusat pada usaha menghindari kontak dengan daging yang mentah/terkontaminasi dan kontak dengan kucing/kotoran kucing

Organisme ini pertama kali diamati pada tikus pada tahun 1908. Toxoplasma tercatat menyebabkan infeksi kongenital (artinya diturunkan dari ibu ke janin selama kehamilan) pada tahun 1930 dan menjadi dikenal luas sebagai penyebab penyakit pada orang dengan immunodepressed pada akhir tahun 1960. Lebih banyak infeksi yang tercatat mulai tahun 1983 ketika orang-orang dengan HIV / AIDS terserang Ensefalitis toksoplasma (peradangan otak).

CDC menganggap toxoplasmosis menjadi penyebab ketiga kematian paling umum yang disebabkan oleh makanan di AS dan memperkirakan sekitar 60 juta orang di Amerika Serikat membawa parasit Toxoplasma gondii. Kebanyakan orang yang terinfeksi memiliki sistem kekebalan yang menekan parasit, sehingga sebagian besar orang tidak menunjukkan gejala. Namun, jika sistem kekebalan tubuh menjadi tertekan, parasit tersebut dapat menyebabkan penyakit serius.

Penyebab Toxoplasma

Toxoplasma gondii merupakan parasit protozoa yang menginfeksi sebagian besar spesies hewan berdarah panas (misalnya, kucing, babi, domba, dan manusia) dan menyebabkan penyakit toksoplasmosis. Hanya kucing (kucing domestik dan kerabat lainnya dalam keluarga Felidae) yang dikenal sebagai hewan inang yang memungkinkan parasit untuk melengkapi siklus hidupnya.
 
Ketika kucing memangsa tetikus atau burung yang terinfeksi, bradyzoit yang tertelan berkembang menjadi baik takizoit atau ookista. Siklus hidup Toxoplasma selesai ketika ookista keluar melalui kotoran kucing. Manusia dan hewan lain bukan bagian dari siklus hidup lengkap (kecuali dimakan oleh kucing); sebagian besar infeksi terjadi ketika manusia, peliharaan atau hewan lain menelan makanan, tanah, atau hewan lain yang mengandung baik ookista yang telah bersporulasi atau jaringan hewan yang mengandung Toxoplasma bradyzoit.

Manusia biasanya terinfeksi dengan mengkonsumsi daging, makanan, atau air yang terkontaminasi. Infeksi juga dapat ditularkan melalui transfusi darah yang terkontaminasi, transplantasi organ terinfeksi, atau dari ibu yang terinfeksi kepada janin. Yang terakhir, penyakit ini dapat diperoleh dengan langsung terhisap kotoran kucing, yang mungkin terjadi saat membersihkan kotak kotoran kucing.

Gejala Toxo

Sekitar 80% -90% dari orang yang terinfeksi Toxoplasma tidak menunjukkan gejala. Mereka yang mengalami gejala biasanya mengalami pembengkakan kelenjar getah bening serviks dan gejala mirip flu yang hilang dalam beberapa minggu atau bulan tanpa pengobatan. Organisme ini sebenarnya masih berada di tubuh dalam kondisi laten dan dapat aktif kembali jika orang tersebut menjadi immunodepressed. Sebagai contoh, pasien dengan AIDS dapat terkena lesi di otak akibat reaktivasi Toxoplasma. Pasien kemoterapi dapat terserang pada organ mata, jantung (miokarditis), paru-paru atau otak ketika parasit menjadi aktif kembali.

Infeksi bawaan Toxoplasma bisa menyebabkan masalah serius pada mata, telinga, dan kerusakan otak pada saat lahir. Namun, infeksi bawaan mungkin asimtomatik sampai beberapa tahun pertama kehidupan atau bahkan sampai dekade kedua atau ketiga ketika mata (penurunan penglihatan atau kebutaan), telinga (pendengaran), atau gejala kerusakan otak (kejang, perubahan status mental) terkena. Toxoplasmosis merupakan penyebab utama retinochoroiditis (peradangan retina dan koroid mata) di Amerika Serikat.

Kapan saatnya Mencari Perawatan Medis

Karena sebagian besar orang tidak mengalami gejala pada Toxoplasmosis, kebanyakan orang yang terinfeksi tidak berusaha mencari layanan kesehatan. Namun, orang yang mengalami kelenjar getah bening leher yang membesar dan mengalami sindrom mirip flu dan curiga atau tahu bahwa mereka telah memiliki asosiasi dekat dengan kucing atau makanan/air yang mungkin terkontaminasi harus mempertimbangkan mencari perawatan medis. Jika wanita yang sedang merencanakan kehamilan atau sedang hamil mengalami gejala ini, mereka harus segera mencari perawatan medis. Orang dengan immunodepressed, terutama mereka yang terinfeksi HIV, juga harus mencari perawatan medis jika gejala yang disebutkan di atas terjadi atau jika mereka merasakan perubahan pada mata atau perubahan status mental.

Pemeriksaan dan Tes Toxoplasma

Kebanyakan orang yang terinfeksi tidak akan memiliki kelainan fisik yang terasa, tetapi pada pemeriksaan fisik, beberapa orang akan memiliki kelenjar getah bening serviks yang membesar (temuan fisik yang paling umum), atau pembesaran limpa atau hati. Orang dengan infeksi sedang sampai berat mungkin menunjukkan penyakit kuning (terutama bayi), peningkatan lebam karena masalah pada organ hati, masalah mata (penurunan penglihatan atau kebutaan), meningoencephalitis (radang otak dan lapisan otak), kejang, pneumonitis, dan perubahan status mental.

Sayangnya, banyak penyakit ringan dan berat lain dapat menyebabkan gejala yang sama (misalnya, penyakit Chagas, giardiasis, malaria, penyakit cakaran kucing, abses otak, sepsis, cytomegalovirus, dan banyak lainnya). Untungnya, ada sejumlah tes yang dapat membantu membedakan Toxoplasmosis dari penyakit lain dan memberikan bukti untuk diagnosis sementara atau definitif.

Diagnosis definitif Toxoplasmosis dibuat dengan mengidentifikasi organisme Toxoplasma gondii dalam darah, cairan tubuh (misalnya, cairan tulang belakang atau ketuban), atau jaringan (sampel biopsi). Selain itu, cairan tubuh dapat disuntikkan ke tikus, sehingga tikus tersebut akan terkena penyakit jika parasit berada dalam cairan tubuh yang disuntikkan. Juga, cairan tubuh dapat diinokulasi ke dalam kultur sel dimana parasit dapat berkembang biak. Tes ini biasanya dilakukan di laboratorium khusus oleh personel yang berpengalaman.

Tes-tes lain dapat menghasilkan diagnosis presumptif dan didasarkan pada respon kekebalan seseorang terhadap parasit. Cairan tubuh dapat diuji dengan PCR atau teknik enzim-linked immunosorbent assay (ELISA) yang dapat menunjukkan infeksi akut. Tes lain, seperti tes Sabin-Feldman, mengukur antibodi IgG pasien yang ditujukan terhadap parasit Toxoplasma gondii dan merupakan tes acuan standar untuk Toxoplasmosis. Antibodi IgG menunjukkan bahwa infeksi toksoplasma telah terjadi di masa lalu tetapi tidak mengatakan apakah infeksi saat ini adalah sebagai akibat Toxoplasma gondii. 

Tes lain yang biasa digunakan adalah dengan mendeteksi antibodi IgM yang diarahkan terhadap parasit dan dapat mendeteksi antibodi ini pada minggu pertama infeksi. Tes ini paling sering dilakukan dan tes ini dilakukan oleh laboratorium khusus. Waktu tes adalah penting, karena akan mempengaruhi interpretasi hasil. Beberapa orang mungkin memiliki hasil positif karena ia sebelumnya telah terinfeksi, akan tetapi gejala yang ia rasakan sekarang merupakan dikarenakan penyakit yang lain bukan karena Toxoplasma gondii. Konsultasi dengan ahli penyakit menular dapat membantu menentukan diagnosis ketika hanya bukti dugaan yang tersedia.

Wanita hamil dan mereka yang berencana untuk hamil bisa diuji dengan tes imunologi serupa seperti yang disebutkan di atas untuk diagnosis dan menentukan apakah ada risiko bagi ibu untuk menularkan infeksi toksoplasma pada janin. Jika seorang wanita tidak memiliki antibodi dalam aliran darahnya, dia rentan untuk terkena dan dapat dipantau lebih dekat.

Pengobatan Toxoplasma

Toxoplasmosis dapat ditangani secara medis. Ada beberapa obat, biasanya digunakan dalam kombinasi, untuk mengobati infeksi oleh parasit ini. Tiga obat yang paling sering digunakan ke pasien, termasuk orang dengan HIV adalah pirimetamin (Daraprim), sulfadiazin (Microsulfon), dan asam folinic. Namun, pasien hamil diobati dengan spiramisin (Rovamycine) dan leucovorin (Wellcovorin) di samping obat yang tercantum di atas. Pasien dengan HIV biasanya membutuhkan pengobatan seumur hidup untuk menjaga parasit tetap ditekan. Obat lain kadang-kadang digunakan adalah klindamisin (Cleocin), azitromisin (Zithromax), atau atovakuon (Mepron). Obat ini digunakan terutama ketika pasien alergi terhadap pirimetamin atau sulfadiazin. Dosis bervariasi, cara terbaik untuk menentukan perawatan medis individu adalah didasarkan pada situasi kesehatan pasien.

Sayangnya, pirimetamin (Daraprim) dan sulfadiazin (Microsulfon) dapat menyebabkan efek samping yang signifikan, terutama pada janin. Dua dari efek samping utama adalah penekanan sumsum tulang (pengobatan leucovorin dapat mengurangi penekanan ini) dan toksisitas hati untuk pirimetamin. Untuk sulfadiazin, efek samping bisa mual, muntah, toksisitas hati, kejang, dan gejala lainnya. Obat ini digunakan pada wanita hamil karena risiko infeksi oleh Toxoplasma biasanya lebih parah daripada efek samping obat. Dokter yang merawat harus diberitahu cepat jika efek samping terjadi.

Pencegahan Toxoplasma

Pencegahan Toxoplasmosis utamanya adalah untuk menghindari masuknya parasit. Berikut ini disarankan untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan terinfeksi Toxoplasmosis:

Benar-benar memasak semua daging (daging beku selama beberapa hari juga mengurangi kemungkinan Toxoplasma).
  • Mencuci tangan dan peralatan dengan benar setelah menyentuh daging mentah.
  • Cuci buah dan sayuran sebelum dikonsumsi
  • Jangan minum susu yang tidak dipasteurisasi atau minum air mentah.
  • Beri makan kucing dengan makanan yang dimasak dengan matang.
  • Jangan mengadopsi atau memegang kucing liar.
  • Jangan memelihara kucing baru saat hamil.
  • Wanita hamil harus memakai sarung tangan saat berkebun, benar-benar mencuci tangan mereka setelah itu, dan menghindari kontak dengan kotoran kucing, dan sebaiknya meminta orang lain untuk membersihkan kotak kotoran kucing (bersihkan kotak kotoran kucing setiap hari).
  • Taruh kotak pasir kotoran kucing di luar ruangan saat tidak digunakan.

Ibu hamil yang terinfeksi Toxoplasma dapat menginfeksi janin, akan tetapi pengobatan terhadap sang ibu dapat mengurangi kemungkinan menginfeksi janin. Organ dan darah donor terinfeksi Toxoplasma bisa menularkan parasit ke penerima, pengujian donor untuk parasit dapat mencegah jenis infeksi ini. Studi sedang berlangsung untuk menghasilkan vaksin Toxoplasma, namun sampai saat ini, tidak ada vaksin yang tersedia atau diproduksi secara komersial baik untuk manusia maupun kucing. (http://www.info-kes.com/2013/05/penyakit-toxoplasmosis-toxo.html

(Nop-15)
INFEKSI TOXOPLASMA PADA IBU HAMIL
(Bagaimana cara agar ibu yang terinfeksi toxoplasma dapat mengandung dan melahirkan dengan selamat)


Toxoplasmosis terkenal sebagai salah satu penyakit yang harus diwaspadai pada ibu hamil. Toxo sering dihubungkan dengan penyakit lainnya, seperti Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Semua penyakit tersebut sering disingkat menjadi TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes).
Penyakit ini dapat menyebabkan gejala keguguran pada wanita hamil. Sayangnya, gejala infeksi toxoplasma tidak terlihat (subklinis)
Yang paling berbahaya adalah akibat toxoplasma terhadap Janin/fetus. Kista toxoplasma bisa berada di otak janin menyebabkan cacat dan berbagai macam gangguan syaraf seperti gangguan syaraf mata (buta, dll). Akibat lainnya adalah janin dengan ukuran kepala yang besar dan berisi cairan (hidrocephalus). 
Bagaimana cara agar ibu yang terinfeksi toxoplasma dapat mengandung dan melahirkan dengan selamat.
Jangan dulu putus asa dan terburu-buru cari pengobatan alternatif. Yang mesti dianalisis adalah apakah diketahui penyakitnya?, Apalah sudah ada obatnya dan apakah sudah ada dosinya? Bila jawaban ketiga pertanyaan itu adalah Ya! Maka pengobatan cara medis dapat diterima, tinggal sekarang cari dokter spesialis kandungan (Sp.OG) yang cocok dengan kita (saya dan istri beruntung mendapatkan  dokter yang sesuai setelah kami mengunjungi 10 dokter spesialis kandungan, Dr. Herlan SpOG, owner RSIA Kartika Husada, dokter yang merawat pasiennya seperti merawat istri dan anaknya sendiri).
Uraian di bawah ini berdasarkan data empiris yang saya alami dan agar mudah dipahami serta dapat dioperasionalkan akan saya uraikan secara praktis dengan bahasa yang  sederhana. Nyok kite lihat step by step-nya, sbb :
1.     Toxoplasma bukanlah masal kesuburan anda tetapi toxo akan mengganggu pertumbuhan                      janin. (bila ibu hamil maka toxo akan aktif/jadi parasit mengganggu janin)
2.     Terutama bila punya riwayat pernah keguguran. Bila ada tanda-tanda hamil langsung                           pergi ke dokter Sp.OG trus minta cek darah/laboratorium.
3.      Pergi ke laboratoriun klinik Prodia atau Lab.UI/RSCM
4.      Darah ibu akan diambil untuk :
a.       Mengukur antibodi IgG yang ditujukan terhadap parasit Toxoplasma, virus Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes.
b.      Tes lain yang biasa digunakan adalah dengan mendeteksi antibodi IgM yang diarahkan terhadap parasit/virus dan dapat mendeteksi antibodi ini pada minggu pertama infeksi.
c.       Biasanya periksa lab untuk rombongan penyakit grup TORCH (toxopasma, virus Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes).
5.      Mungkin bila hasil lab menunjukkan IGM positif  signifikan maka dokter akan menyarankan kehamilan dihentikan demi kesehatan/keselamatan ibu/janin.
6.      Namun bila IgG positif, dapat diambil 2 alternatif :
     a.       Menghentikan kehamilan yang sekarang, kemudian menyembuhkan infeksi              toxoplasmosis, setelah ibu sembuh dari infeksi toxo baru kemudian dapat hamil secara normal.
     b.      Meneruskan hamil (Ibu harus sehat dan hasil tes IgG positif terukur dengan baik)   dan dokter akan memberikan obat dan saran. Misalnya sbb :
                                                              i.      Minum obat setiap 6 jam sekali selama hamil.
                                                            ii.      Obat yang diminum contoh : Spiramycin (antibiotik), acyclovir (anti virus), isoprinosine (untuk imun).
                                                          iii.      Bedrest pada 3 bulan pertama kehamilan.
                                                          iv.      Periksa kandungan setiap minggu dengan USG untuk mengetahui pertumbuhan janin, trus sutik setiap minggu.
                                                            v.      Pada usia kandungan bulan ke delapan dan bila janin sudah dapat hidup diluar kandungan maka ibu harus segera operasi caesar untuk melahirkan bayi. (ingat bayi di dalam kandungan sesungguhnya terancam oleh penyakit/virus TORCH).
Ibu hamil yang terinfeksi Toxoplasma dapat menginfeksi janin, akan tetapi pengobatan terhadap sang ibu dapat mengurangi kemungkinan menginfeksi janin. Organ dan darah donor terinfeksi Toxoplasma bisa menularkan parasit ke penerima, pengujian donor untuk parasit dapat mencegah jenis infeksi ini. Studi sedang berlangsung untuk menghasilkan vaksin Toxoplasma, namun sampai saat ini, tidak ada vaksin yang tersedia atau diproduksi secara komersial baik untuk manusia maupun kucing.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi ibu yang terinfeksi toxoplasma atau TORCH dan ingin memiliki anak. Semoga cepat mendapatkan bayi yang sehat. (Nop-15)