LANDASAN TEORI TIMBULAN SAMPAH
Grand
Theory
Teori utama / teori pendukung variabel penulis
tuangkan dalam kerangka pikir atau alur penelitian pada studi ini, mencakup proyeksi
pertumbuhan penduduk dan PDRB, timbulan volume sampah, pemilihan jenis dan
jumlah kebutuhan truk sampah dan alterhatif pengadaan truk sampah.
Agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan, dalam
penelitian ini mengkaji tentang proyeksi pertumbuhan penduduk/PDRB hingga 10
tahun (2010 – 2020), Volume timbulan sampah dan jenis/jumlah truk dan
alternatif pengadaannya. Dengan studi kasus Kota Jakarta Timur. Metode pengangkutan
dari TPS menuju TPA dengan tipper truck, armroll truck dan compactor truck.
Applied Theory (Variabel
Penelitian)
Teori pendukung yang digunakan atas setiap variabel-variabel
penelitian yang digunakan untuk analisa ada dua macam variabel yaitu :
1.
Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas yang digunakan
adalah pertumbuhan penduduk dan PDRB.
2.
Variabel Tak Bebas (Dependent Variable) Variabel tak bebas dalam
penelitian ini adalah volume timbulan sampah yang dihasilkan
Variabel
Independen.
Variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi. Dalam penelitian ini yang dimaksudkan sebagai variabel yang
mempengaruhi adalah variabel yang dapat mempengaruhi timbulan sampah di Jakarta
Timur yaitu :
a. Jumlah penduduk
b. Pendapatan masyarakat / PDRB
Laju tingkat pertumbuhan penduduk Jakarta Timur
sebesar 1,03 % per tahun (BPS Kota Jakarta Timur, 2014). Untuk selanjutnya
dengan dasar data tersebut dapat diprediksikan jumlah penduduk untuk kurun
waktu 10 tahun ke depan terhitung mulai tahun 2010 sampai dengan 2020 sebagai
berikut :
Analisis Pertumbuhan Jumlah
Penduduk
Rumus Poyeksi penduduk : (Pn) = Po * (1 + r)n
Sebagai dasar analisis pertumbuhan jumlah penduduk
dipakai data sensus penduduk Jakarta Timur 2010 dengan laju pertumbuhan 1,03 %.
Analisis Prediksi PDRB
Sebagai dasar analisis berdasarkan pada tingkat
pendapatan, pola konsumsi dan penyediaan kebutuhan hidup penduduk wilayah
penelitian diasumsikan setara dengan PDRB perkapita (Syafrudin, 1977).
Hubungannya adalah pengaruh volume timbulan sampah dari hasil peningkatan
konsumsi masyarakat. Untuk prediksi kurun waktu 10 tahun berikutnya. Data
analisis prediksi peningkatan PDRB yang digunakan berdasarkan data pertumbuhan
PDRB Jakarta Timur mulai tahun 2010, selanjutnya
dilakukan proyeksi PDRB per kapita hingga tahun 2020.
Data yang dihitung berikutnya adalah prediksi/estimasi
timbulan sampah Jakarta Timur dalam kurun waktu 10 tahunan terhitung mulai
tahun 2010 hingga tahun 2020, selanjutnya dianalisis secara berpasangan antara
pertumbuhan penduduk terhadap timbulan sampah serta pertumbuhan PDRB terhadap
hal yang sama untuk mendapatkan trendline
faktor nilai
koefisien korelasi dari hasil regresi dua variabel terkait dengan menggunakan
program pengolah data statistik microsoft Excel 2010.
Kerangka pemikiran
Pertama adalah mengidentifikasi penduduk (proyeksi jumlah penduduk) dan PDRB. Kedua,
estimasi volume timbulan sampah dikaitkan dengan kebutuhan truk. Ketiga,
Analisis jenis truk sampah dan alternatif pengadaannya terkait dengan
keterbatasan anggaran pemerintah.
Bagan Alir
Desain penelitian yang akan diterapkan dalam metodologi penelitian ini disusun dengan mengikuti alur
penelitian berikut, dimana menggambarkan tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan,
proses analisa dan hubungan antarparameter dan variabel, serta konsep model
evaluasi dapat dilihat pada Gambar
2.2 Bagan alir
kegiatan penelitian.
Bagan Alir dalam penelitian ini disusun mulai dari
tahapan penelitian, Proyeksi jumlah penduduk, estimasi pertumbuhan PDRB per
kapita, estimasi volume timbulan sampah, pilihan jenis truk sampah. Tahapan
rangkaian kerja kegiatan penelitian yang dilakukan diilustrasikan :
Hasil Penelitian
Terdahulu.
Terdapat
beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penanganan dan
pengangkutan sampah pada daerah pemukiman, yang dijadikan sebagai referensi
awal dalam melaksanakan penelitian ini, antara lain :
Partisipasi
Masyarakat Kawasan Terbangun Terhadap Kebijakan Pengangkutan Sampah Pemerintah
Kota Semarang.
Penelitian
yang dilakukan oleh Djoko Prakosa (2003) ini, mengkaji keterlibatan masyarakat
kawasan terbangun terhadap kebijakan pengangkutan sampah di kota Semarang
(studi khasus perumahan Aryamukti Semarang). Hasil penelitian ini merupakan
umpan balik bagi stekholder dalam memeperbaiki kinerja pengangkutan :
1. Partisipasi masyarakat dalam pengangkutan
sampah pada tahapan perencanaan maupun tahapan pembiayaan cukup tinggi,
sedangkan partisipasi pengembang perumahan masih rendah, terbukti dengan tidak
disediakannya TPS, maupun TPA sampah secara permanen.
2.
Partisipasi masyarakat dalam tahapan
pelaksanaan juga cukup tinggi tetapi kegiatannya dilaksanakan oleh ketua RT/RW
sebagai representasi dari warga, sedangkan partispasi pengembang pada tahapan
ini juga cukup tinggi, terlihat dari kontribusi dalam penyediaan lahan.
3.
Kebijakan Pemerintah Kota Semarang
tentang retribusi kebersihan belum dilaksankan sesuai dengan kondisi riil
dilapangan.
4.
Organisasi pengelola kebersihan di
tingkat kelurahan belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
5.
Substansi produk hukum yang dikeluarkan
oleh Pemerintah Kota Semarang dalam bidang pengangkutan sampah maupun dibidang
perijinan bagi pengembang perumahan belum tegas dan belum secara rinci
mencantumkan kewajiban pengembang untuk menyediakan TPS.
Manajemen Pengangkutan Sampah Di
Kota Amlapura
Penelitian
masalah pengangkutan sampah yang di lakukan oleh Mayun Nadiasan (Udayana, 2009)
dengan studi khasus di Kota Amlapura, dimana banyak permasalahan mengenai
pengangkutan sampah, terutama pada jam sibuk yang berakibat timbulnya kemacetan
lalu lintas. Tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang ada di Kota
Amlapura, belum dipisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik, sehingga
sampah masih tercampur dalam satu wadah. Oleh sebab itu kondisi tersebut dikaji
lebih mendalam guna memperbaiki manajemen pengangkutan sampah yang ada saat
ini.
Penelitian
ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan sistem pengangkutan kota Amlapura
sampah saat ini. Metode pada SNI 19-2454-2002 digunakan sebagai metode
pendekatan untuk penyelesaian permasalahan pengangkutan sampah. Untuk
menentukan tarif yang layak guna menunjang operasional pengangkutan sampah
digunakan metode penilaian finansial yaitu Net Present Value (NPV), Benefit
Cost Ratio (BCR), dan Internal Rate of Return (IRR).
Sistem pengangkutan yang dipilih untuk kendaraan compactor
truck adalah pola pengangkutan dengan sistem kontainer tetap sedangkan
untuk kendaraan arm roll truck adalah pola pengangkutan dengan sistem
pengosongan kontainer. Jumlah alat angkut yang diperlukan guna merealisasikan
pengangkutan sampah di Kota Amlapura yaitu 4 unit compactor truck untuk
mengangkut sampah organik dan 3 unit compactor truck untuk mengangkut
sampah anorganik, serta 1 unit arm roll untuk sampah organik dan anorganik
dengan waktu pengangkutan sampah selama 6 jam per hari.
Jumlah TPS yang diperlukan adalah berupa bin
kontainer dengan kapasitas 0,36 m3 yaitu 213 unit TPS organik dan
137 unit TPS anorganik sedangkan untuk TPS berupa kontainer dengan kapasitas 4
m3 yaitu 5 unit TPS organik dan 3 unit TPS anorganik. Hasil analisa
finansial pada investasi peralatan pengangkut sampah di Kota Amlapura dengan
sumber dana 100% biaya investasi bersumber dari pinjaman bank adalah Layak
dilaksanakan (asumsi BCR = 1) dengan tarif retribusi yang dikenakan yaitu rumah
tangga Rp.15.000/KK/bulan, hotel Rp.25.000/ kamar/bulan, restoran
Rp.5.000/seat/bulan, toko Rp.30.000/unit/bulan, sekolah dan kantor
Rp.20.000/unit/bulan, pedagang pasar Rp.30.000/ pedagang/ bulan, industri kecil
Rp. 30.000/bulan dan industri sedang Rp.40.000/bulan.
Manajemen
Swakelola Sampah Dusun Sukunan dan Gondolayu Lor Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
Penelitian yang dilakukan oleh Surahma Asti Mulasari
(2007), dilatar belakangi dengan berbagai permasalahan sampah yang banyak
timbul sejalan dengan kemajuan jaman. Dimana pengangkutan sampah melibatkan
masyarakat, yang dikenal dengan istilah swakelola sampah. Dengan Studi khasus
pada kawasan pemungkiman di Sukunan dan Gondolayu Lor merupakan salah satu
daerah yang melaksanakan swakelola sampah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
manfaat swakelola sampah, pelaksanaan manajemen swakelola sampah, tingkat
keberhasilan swakelola sampah, bentuk partisipasi masyarakat dalam manajemen
swakelola sampah, serta untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
partisipasi masyarakat di Dusun Sukunan dan Gondolayu Lor.
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini, adalah : Unit analisisnya yaitu manajemen
swakelola sampah di Dusun Sukunan dan Gondolayu Lor. Subjek penelitian diambil
secara proposive sampling yaitu sampel diambil dari stakeholder yang
terkait dengan swakelola sampah Sukunan dan Gondolayu Lor.
Data
pendukung diambil dari dokumen-dokumen terkait dalam rangka triangulasi. Metode
penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan rancangan studi khasus.
Analisis data dilakukan dengan explanation-building hasil wawancara, analisis
hasil observasi dan analisi dokumen.
Swakelola
sampah merupakan kebijakan yang dilaksanakan dan dibangun oleh masyarakat untuk
mengatasi sampah dari sumbernya. Faktor-faktor yang mempengaruhi swakelola
sampah adalah sejarah komunitas, perasaan memiliki dari masyarakat,
permasalahan internal organisasi, struktur komunitas, kapasitas dan peran
pemimpin lokal, organisasi perantara, serta kondisi eksternal organisasi.
Swakelola
sampah merupakan pemberdayaan masyarakat dan dapat digunakan untuk mengatasi
keterbatasan pemerintah dalam mengelola sampah. Peran pemimpin sangat besar
dalam pemberdayaan masyarakat. Partisipasi masyarakat Sukunan merupakan
strategi untuk mendapatkan dukungan masyarakat, sedangkan partisipasi
masyarakat Gondolayu Lor merupakan suatu kebijakan.
Manajemen Pengangkutan Sampah Dalam Rangka
Pengembangan Kota Medan Berwawasan Lingkungan
Penelitian yang dilakukan oleh Hotmawati Lidya
Pakpahan (2009), mengkaji masalah kecendrungan jumlah penduduk kota yang
semakin meningkat serta diikuti kegiatan kota yang makin berkembang,
menimbulkan dampak peningkatan dan bervariasinya buangan sampah/limbah masyarakat
kota.
Dalam
Penelitian ini pengangkutan sampah dipengaruhi 5 aspek yaitu : pembiayaan,
kelembagaan, hukum, teknik operasional dan peran masyarakat. Dari kelima aspek
tersebut, aspek pembiayaan merupakan aspek yang paling berpengaruh karena
sebagian besar kegiatan dalam pengangkutan sampah memerlukan biaya atau dapat
dikatakan aspek pembiayaan merupakan ujung tombak dalam pengangkutan sampah.
Hasil
penelitian ini, adalah manajemen pengangkutan sampah yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan serta pelaporan di Dinas
Kebersihan Kota Medan telah dilaksanakan walaupun belum sesuai harapan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa PAD dari Retribusi Sampah selama kurun waktu 5
tahun (2004-2008) terus mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa
kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan meningkat yang terlihat
dari peningkatan ketertiban masyarakat dalam membayar retribusi. Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa anggaran pengangkutan sampah, jumlah
penduduk, dan tenaga kerja kebersihan secara serempak dan parsial berpengaruh
nyata terhadap PAD dari retribusi sampah di Kota.
Hipotesis/Asumsi
Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah
dan kerangka pemikiran penelitian, maka dikembangkan hipotesis penelitian
sebagai berikut :
1.
Proyeksi
penduduk dan PDRB per kapita
berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan volume timbulan sampah dan dapat digunakan sebagai estimasi peningkatan
volume timbulan sampah. Dari estimasi volume timbulan sampah dapat diperkiraan
jenis/jumlah truk yang dibutuhkan agar sampah dapat terangkut dalam satu hari.
Karena penambahan ritasi kendaraan
tidak memungkinkan lagi mengingat jarak TPA yang cukup jauh dan kemacetan lalu
lintas jalan menuju TPA (20 – 30 Km).
2.
Efisiensi
beban biaya atas timbulan sampah dengan menerapkan teknologi pemusnahan sampah
langsung di sumbernya dengan teknologi incinerator,
sehingga diharapkan dapat menghemat APBD DKI Jakarta. Sehingga pada 2017,
dengan pengelolaan sampah di sumber sejumlah 4.500 ton sampah per hari,
diharapkan dapat menghemat anggaran 69,2 persen per tahun, atau Rp 486 miliar
dari total anggaran Rp 702 miliar. Akhirnya hanya mengeluarkan anggaran untuk
2.000 ton sampah per hari saja, yakni Rp 216 miliar pertahun. Maka, dengan
kondisi seperti ini, Pemprov DKI memiliki anggaran untuk membeli truk
pengangkut sampah (Pemda mempunyai anggaran lagi untuk beli truk).
3.
Alternatif
pengadaan truk sampah (dikaitkan dengan anggaran yang tersedia), dapat dipilih dengan
cara beli dan/atau sewa. Kendaraan
dengan teknologi konvensional (harga lebih murah), pengadaan kendaraan dapat
dengan cara beli. Tapi sebaliknya kendaraan dengan teknologi yang lebih tinggi (harga
lebih mahal) pengadaan kendaraan dapat dengan cara sewa.
EFISIENSI BEBAN BIAYA ATAS TIMBULAN SAMPAH DAN ESTIMASI KEBUTUHAN KENDARAAN SAMPAH JAKARTA TIMUR
(Nopember
2015. Herman Herbandi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar