Selasa, 13 Desember 2016

ALTERNATIF  PENGADAAN/MEMBELI  TRUK  SAMPAH


Di Kota Jakarta Timur, tidak semua sampah dapat terangkut karena keterbatasan sarana transportasi/truk sampah. Sudin Kebersihan Jakarta Timur hanya mampu mengangkut sampah sebesar 87,72% atau sekitar 1.746 Ton/hari (BPS Jakarta Timur, 2014). Artinya sampah tertunda masih ada sekitar 164,82 ton/hari) (8,28%) sampah yang menjadi beban lingkungan setiap hari dan sewaktu-waktu dapat menimbulkan bencana apabila terakumulasi terus-menerus.
Keterbatasan truk pengangkutan sampah ini harus secepatnya dicari solusinya, dengan jumlah penduduk tahun 2015 : 2.848.010 jiwa. Kedepan kawasan ini akan tumbuh cepat menjadi kawasan maju. Sampah yang dihasilkan oleh penduduk dikumpulkan pada TPS dan kemudian diangkut ke tempat pengolahan sampah / TPA Bantar Gebang Bekasi yang dikelola oleh Dinas Kebersihan.
Keterbatasan truk angkutan sampah menyebabkan sampah-sampah tersebut mengalami keterlambatan untuk segera dibuang ke TPA. Sehingga sampah yang ditimbun di TPS dan di lingkungan warga akan mengalami proses pembusukan dan proses ini membawa dampak pada lingkungan, baik udara maupun tanah serta akan berakibat pada biaya/menurunnya tingkat kesehatan.
Keterbatasan sarana angkut sampah dari TPS ke TPA salah satu kendalanya adalah investasi pengadaan truk angkutan sampah baru yang cukup tinggi, serta meningkatnya biaya operasional pengangkutan sampah merupakan permasalahan yang harus segera dipecahkan oleh Pemerintah Kota Jakarta Timur.
Solusi yang dibutuhkan adalah mencari teknik pengelolaan sampah agar diperoleh penanganan sampah yang lebih baik dengan biaya investasi  dan operasional seminimal mungkin. Untuk mewujudkan pengolahan dan sistem pengangkutan sampah yang lebih baik, memerlukan biaya yang besar, sehingga pemerintah sebaiknya memilih jenis truk angkutan sampah yang sesuai dengan ketersediaan anggaran dan membuka alternatif pengadaan sewa kendaraan truk sampah.
Kajian pengangkutan sampah telah banyak dilakukan, dari aspek teknis operasional, aspek pembiayaan, ataupun aspek peran serta masyarakat. Penelitian sejenis sebelumnya adalah ”Partisipasi Masyarakat Kawasan Terbangun Terhadap Kebijakan Pengangkutan Sampah Pemerintah Kota Semarang (Studi Kasus di Perumahan Aryamukti, Semarang, oleh Djoko Prakosa 2003)”, Penelitian ini adalah untuk mengetahui partisipasi masyarakat dan pengembang dalam pengangkutan sampah serta mengkaji kebijakan pemerintah yang telah dihasilkan. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode studi kasus pada kawasan terbangun perumahan Aryamukti Semarang melalui kegiatan survei dan bersifat evaluatif.
Penelitian masalah pengangkutan sampah yang di lakukan oleh Mayun Nadiasan (Udayana, 2009) dengan studi khasus di Kota Amlapura dengan judul penelitian “Manajemen Pengangkutan Sampah Di Kota Amlapura”, dimana permasalahan mengenai pengangkutan sampah, terutama pada jam sibuk disaat timbulnya kemacetan lalu lintas, sehingga banyak sampah yang terlambat dalam pembungannya ke TPA. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan sistem pengangkutan kota Amlapura sampah saat ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Surahma Asti Mulasari (2007), “Manajemen Swakelola Sampah Dusun Sukunan Dan Gondolayu Lor Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”, dilatar belakangi dengan berbagai permasalahan sampah yang banyak timbul sejalan dengan kemajuan jaman. Dimana pengangkutan sampah melibatkan masyarakat, yang dikenal dengan istilah swakelola sampah. Dengan Studi kasus pada kawasan pemukiman di Sukunan dan Gondolayu Lor merupakan salah satu daerah yang melaksanakan swakelola sampah.
Penelitian yang dilakukan oleh Hotmawati Lidya Pakpahan (2009), “Manajemen Pengangkutan Sampah Dalam Rangka Pengembangan Kota Medan Berwawasan Lingkungan”, mengkaji masalah kecenderungan jumlah penduduk kota yang semakin meningkat serta diikuti kegiatan kota yang makin berkembang, menimbulkan dampak peningkatan dan bervariasinya buangan sampah/limbah masyarakat kota. Dalam Penelitian ini pengangkutan sampah dipengaruhi 5 aspek yaitu : pembiayaan, kelembagaan, hukum, teknik operasional dan peran serta masyarakat.
Dalam penelitian ini dilakukan :
o   Analisis beban biaya pengangkutan sampah dari sumber ke TPA.
o   Proyeksi jumlah penduduk dan PDRB sebagai variabel timbulan sampah, estimasi timbulan sampah sebagai akibat peningkatan jumlah penduduk dan PDRB.
o   Estimasi jumlah/jenis kebutuhan truk sampah dan alternatif pengadaan truk sampah dengan cara beli dan/atau sewa.
Kota Jakarta Timur sebagai daerah urban yang sekaligus merupakan bagian dari ibu kota Negara RI terbagi dalam 10 wilayah kecamatan dengan jumlah penduduk tahun 2015 sebesar 2.848.010 jiwa dengan timbulan sampah 8.458,59 m3/hari atau 2.010,93 ton/hari perlu segera dicarikan solusinya. Terutama kurangan truk sampah juga dana.
Penulis ingin menekankan pembahasan masalah bagaimana nenekan beban biaya/efisiensi atas  anggaran operasional timbulan sampah dengan memproses sampah di sumber melalui pemanfaatan teknologi incenerator sehingga tersedia anggaran untuk membeli truk dan dikaitkan dengan estimasi kebutuhan kendaraan pengangkut sampah perkotaan.
Dari latar belakang teori yang ada bahwa peningkatan timbulan sampah dipengaruhi oleh beberapa variabel diantaranya adalah tingkat pertumbuhan penduduk dan Product Domestik Regional Brutto (PDRB), (Syafrudin, 1997 dan Irawan, 2005).
Kemudian meningkatnya jumlah timbulan sampah akan berpengaruh linear kepada penyediaan jumlah armada truk pengangkut sampah yang ada, khususnya jenis tipper truck. Pengangkutan sampah di Jakarta Timur dilakukan oleh Sudin Kebersihan. Sampai saat ini jumlah truk milik Sudin Kebersaihan Jakarta Timur belum mencukupi untuk mengangkut volume sampah agar sampah dapat terangkut seluruhnya dalam satu hari.
Penanganan kebersihan di Jakarta Timur dilaksanakan oleh Sudin Kebersihan Jakarta Timur, tahun 2015 dengan jumlah truk operasional 176 unit (terdiri dari tipper truk = 77 unit, armroll = 62 unit dan Compactor = 37 unit).
Berdasarkan data Dinas Kebersihan DKI Jakarta, sampah yang dapat tertangani ± 87,72 % dan sisanya masih dibuang ke sungai, dibakar atau dipakai untuk menimbun.

EFISIENSI BEBAN BIAYA ATAS TIMBULAN SAMPAH DAN ESTIMASI KEBUTUHAN KENDARAAN SAMPAH JAKARTA TIMUR
(Nopember 2015. Herman Herbandi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar