TOXOPLASMA/TOXOPLASMOSIS
Kali ini
saya akan berbagi tenang penyakit toxoplasmosis yang dapat menyebabkan ibu
hamil keguguran. Tulisan tentang toxoplasma
di bawah ini saya kumpulkan dari beberapa orang/lembaga. Saya
mengumpulkan tulisan ini berdasarkan urutan 3 teratas pada mesin pencari google
dengan kata kunci “toxoplasma” dan “toxoplasma adalah” Betikut uraiannya :
Toxoplasmosis
is considered to be a leading cause of death attributed to foodborne illness in
the United States. More than 60 million men, women, and children in the U.S.
carry the Toxoplasmaparasite, but very few
have symptoms because the immune system usually keeps the parasite from causing
illness. (http://www.cdc.gov/parasites/toxoplasmosis/)
Toxoplasmosis
is usually spread by eating poorly cooked food that contains the cysts,
exposure to infected cat feces, and from a mother to a child during pregnancy
if the mother becomes infected. Rarely the disease may be spread by a blood
transfusion. It is not otherwise spread between people.[1] The parasite is only known to reproduce
sexually in the cat
family. It, however, can infect most types of warm-blooded animals, including humans.[4] Diagnosis is typically by testing the blood
for antibodies or by testing theamniotic
fluid for the
parasite's DNA.[5]
Prevention
is by properly preparing and cooking food. It is also recommended that pregnant
women not clean cat litter boxes.[6]Treatment
of otherwise healthy people is usually not needed. During pregnancy spiramycin or pyrimethamine/sulfadiazine and folinic
acid may be
used for treatment.[7]
Toxoplasmosis
(tok-so-plaz-MOE-sis) is a disease that results from infection with the
Toxoplasma gondii parasite, one of the world's most common parasites.
Toxoplasmosis may
cause flu-like symptoms in some people, but most people affected never develop
signs and symptoms. For infants born to infected mothers and for people with
weakened immune systems, toxoplasmosis can cause extremely serious
complications.
If you're generally
healthy, you probably won't need any treatment for toxoplasmosis. If you are
pregnant or have lowered immunity, certain medications can help reduce the
infection's severity. The best approach, though, is prevention.
TOXOPLASMA : PENYEBAB & CARA
PENCEGAHAN
Toxoplasmosis
terkenal sebagai salah satu penyakit yang harus diwaspadai pada ibu hamil. Toxo
sering dihubungkan dengan penyakit lainnya, seperti Rubella, Cytomegalovirus
dan Herpes. Semua penyakit tersebut sering disingkat menjadi TORCH (Toxoplasma,
Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes). Tetapi, toxo bukanlah penyakit yang
disebabkan oleh virus seperti ketiga temannya diatas. Toxoplasma atau
Toxoplasma gondii adalah sejenis hewan bersel satu yang sering juga disebut
protozoa (jadi bukanlah virus). Toxoplasmosis adalah nama penyakit pada hewan
dan manusia yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Banyak orang beranggapan
bahwa penyebab utama penyakit toxoplasmosis adalah kucing. Sehingga banyak
disarankan bagi ibu hamil atau wanita yang ingin hamil untuk menghindari
kucing. Padahal, rumor tersebut tidak sepenuhnya benar.
Hampir
semua hewan berdarah panas dapat terinfeksi toxoplasma. Hewan yang sering
berada disekitar manusia seperti sapi, kuda, tikus, domba, anjing, ayam,
burung, babi, dan lain-lain, juga dapat terinfeksi toxoplasma. Satwa liar
seperti musang, harimau, anjing hutan, dan lain-lainl, juga dapat terinfeksi
toxoplasma. Penelitian Toxoplasmosis di Indonesia pertama kali dilakukan oleh
Hartono pada tahun 1972 dan baru dilaporkan tahun 1988. Peneliti tersebut
berhasil mengisolasi kista Toxoplasma pada kambing dan domba yang dipotong di
rumah potong hewan Surabaya dan Malang. Penelitian lapangan yang dilakukan di
berbagai daerah menunjukkan prevalensi penyakit ini bervariasi dan cenderung
tinggi. Angka prevalensi penyakit pada kambing berkisar 24-61%, kucing 10-40%,
babi 28%, domba 43%, sapi 36%, kerbau 27%, ayam 20%, itik 6%, anjing 10%, dan
manusia 14-82%. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala keguguran pada wanita
hamil.
Cara
penularan toxoplasma adalah sebagai berikut, hewan yang terinfeksi toxoplasma
hanya menyebarkan ookista dalam jangka waktu tertentu, yaitu sekitar 10 hari
sejak terinfeksi. Setelah 10 hari jumlah ookista yang disebarkan biasanya
sangat sedikit dan mempunyai resiko penularan yang sangat kecil. Manusia atau
hewan dapat tertular bila menelan kista atau ookista toxoplasma. Kista atau
ookista ini bersifat seperti telur. Telur yang tertelan tersebut akan menetas
dan berkembang di dalam tubuh hewan atau manusia. Kista tersebut dapat hidup
dalam otot (daging) manusia dan berbagai hewan lainnya. Penularan juga dapat
terjadi bila hewan atau manusia tersebut memakan daging mentah atau daging
setengah matang yang mengandung kista toxoplasma. Kista toxoplasma juga dapat
hidup di tanah dalam jangka waktu tertentu (bisa sampai 18 bulan). Dari tanah
ini toxoplasma dapat menyebar melalui hewan, tumbuh-tumbuhan atau sayuran yang
kontak dengan kista tersebut. Sayangnya, gejala infeksi toxoplasma tidak
terlihat (subklinis). Meskipun jarang terjadi, pada infeksi yang akut dapat
mengakibatkan pembengkakan kelenjar pertahanan (limfoglandula) yang terdapat
disekitar leher, ketiak, dll.
Beberapa
akibat toxoplasma pada manusia adalah pada pria, infeksi akut toxoplasma dapat
menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening. Bila berlangsung terus menerus
dapat menyebabkan kemandulan. Toxoplasma dapat menginfeksi dan menyebabkan
peradangan pada saluran sperma. Radang yang berlebihan dapat menyebabkan
terjadinya penyempitan bahkan tertutupnya saluran sperma. Akibatnya pria
tersebut menjadi mandul, karena sperma yang diproduksi tidak dapat dialirkan
untuk membuahi sel telur.
Seperti
pada pria, infeksi toxoplasma yang berlangsung terus menerus dapat menginfeksi
saluran telur wanita. Bila saluran ini menyempit atau tertutup, sel telur yang
telah dihasilkan oleh indung telur (ovarium) tidak dapat sampai ke rahim untuk
dibuahi oleh sperma. Yang paling berbahaya adalah akibat toxoplasma terhadap
janin/fetus. Kista toxoplasma bisa berada di otak janin menyebabkan cacat dan
berbagai macam gangguan syaraf seperti gangguan syaraf mata (buta, dll). Akibat
lainnya adalah janin dengan ukuran kepala yang besar dan berisi cairan
(hidrocephalus).
Untuk
itu, ibu hamil perlu memperhatikan hal-hal berikut agar terhindar dari
toxoplasmosis :
1.
Mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir setelah
melakukan kontak atau menyentuh hewan berdarah panas.
2.
Menghindari makan daging setengah matang. Biasanya daging pada
sate belum matang sempurna, jadi lebih baik menghindari daging yang disate.
3.
Menghindari makan sayuran mentah, karena dikhawatirkan masih
terdapat ookista yang menempel (bisa terbawa angin air hujan). Mencuci bersih
sayuran mentah tidak menjamin hilangnya ookista yang mungkin menempel
dilipatan-lipatan sayuran.
4.
Menjalani tes laboratorium pada trimester pertama kehamilan akan
sangat bermanfaat untuk deteksi dini toxoplasmosis.
Silakan
'LIKE' dan Share jika artikel ini bermanfaat untuk Bunda.
=====================================
Dapatkan Panduan Lengkap Cara Cepat Hamil, menjawab semua permasalahan
kehamilan.
Kunjungi : www.AgarHamil.com
Tanya Jawab
Seputar Toxoplasma
Apakah Toxoplasma dan Toxoplasmosis itu ?
Toxoplasma atau Toxoplasma gondii adalah sejenis
hewan bersel satu yang sering juga disebut protozoa. Toxoplasma merupakan
parasit yang dapat menginfeksi hewan dan manusia.
Toxoplasmosis adalah nama penyakit pada hewan dan manusia yang
disebabkan oleh Toxoplasma gondii.
Mengapa Toxoplasma gondii sering disebut virus ?
Toxoplasmosis terkenal sebagai salah satu penyakit yang harus diwaspadai pada
ibu-ibu atau calon ibu yang hendak mengandung anaknya (hamil). Penyakit lainnya
adalah Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Semua penyakit ini sering disingkat
menjadi TORCH (Toxoplasma,Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes). Ketiga penyakit
terakhir disebabkan oleh virus, sehingga orang sering salah pengertian dan
menganggap toxoplasma adalah virus.
Siapa saja yang dapat terinfeksi toxoplasma ?
Semua orang dapat terinfeksi toxoplasma. Laki-laki dan perempuan
baik muda ataupun tua dapat terinfeksi toxoplasma.
Hewan apa saja yang dapat terinfeksi toxoplasma ?
Hampir semua hewan berdarah panas dapat terinfeksi toxoplasma. Hewan yang
sering berada disekitar manusia & kucing seperti sapi, kuda, tikus, domba,
anjing, ayam, burung, babi dll juga dapat terinfeksi toxoplasma. Satwa liar
seperti musang, harimau, anjing hutan, dll juga dapat terinfeksi toxoplasma.
Mengapa kucing dianggap sebagai sumber utama penularan toxoplasma ?
Sebenarnya semua hewan berdarah panas dapat terinfeksi dan menularkan
toxoplasma kepada manusia. Toxoplasma berkembang biak mengikuti suatu siklus
hidup (seperti siklus hidup pada kupu-kupu). Toxoplasma dapat berkembang dengan
cara membelah diri (non seksual) dan seksual (makro gamet dan mikro gamet).
Pada hewan-hewan selain kucing toxoplasma berkembang biak dengan cara non
seksual. Kucing adalah inang definitif toxoplasma. Dalam tubuh kucing,
toxoplasma dapat berkembangbiak dengan cara seksual dan non seksual.
Bagaimana cara penularan toxoplasma ?
Kucing yang terinfeksi toxoplasma hanya menyebarkan ookista dalam jangka waktu
tertentu, yaitu sekitar 10 hari sejak terinfeksi. Setelah 10 hari jumlah
ookista yang disebarkan biasanya sangat sedikit dan mempunyai resiko penularan
yang sangat kecil. Penyebaran ookista ini biasanya terjadi pada kucing muda.
Penyebaran ookista biasanya tidak terjadi pada kucing dewasa karena sistem
kekebalan tubuh mereka lebih baik dan relatif dapat mengendalikan sendiri
infeksi toxoplasma tersebut.
Manusia atau hewan dapat tertular bila menelan kista atau ookista toxoplasma.
Kista atau ookista ini bersifat seperti telur. Telur yang tertelan
tersebut akan menetas dan berkembang di dalam tubuh hewan atau manusia.
Kista tersebut dapat hidup dalam otot (daging) manusia dan berbagai hewan
lainnya. Penularan juga dapat terjadi bila hewan atau manusia tersebut memakan
daging mentah atau daging setengah matang yang mengandung kista toxoplasma.
Kista toxoplasma juga dapat hidup di tanah dalam jangka waktu tertentu. Dari
tanah ini toxoplasma dapat menyebar melalui hewan, tumbuh-tumbuhan atau sayuran
yang kontak dengan kista tersebut.
Mengapa orang yang tidak memelihara kucing bisa terinfeksi toxoplasma
?
Toxoplasma terdapat diseluruh dunia secara meluas. Kucing bukanlah sumber utama
penularan toxoplasma. Yang pasti orang tersebut pernah menelan kista toxoplasma
yang masih hidup. Kista bisa berada pada sayuran atau daging yang tidak
dimasak sempurna.
Benarkah toxoplasma menular melalui liur dan bulu kucing ?
Tidak. Bentuk menular dari toxoplasma adalah bradizoit dan kista, kista hanya
dikeluarkan oleh kucing yang positif terinfeksi melalui kotorannya (feces).
Selama bulu dan liur kucing tidak mengandung kista kita tidak akan tertular
toxoplasma bila membelai bulu kucing. Bahkan bila pada bulu kucing terdapat
kista, dan pindah ke tangan kita pada saat membelai bulunya, penularan masih
bisa dicegah dengan mencuci tangan dengan sabun hingga bersih.
Bagaimana gejala manusia yang terinfeksi toxoplasma ?
Sebagian besar manusia yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala sama sekali
(subklinis). Meskipun jarang terjadi, pada infeksi yang akut dapat
mengakibatkan pembengkakan kelenjar pertahanan (limfoglandula) yang terdapat
disekitar leher, ketiak, dll.
Apa akibat toxoplasma pada hewan
Sebagian besar infeksi toxoplasma pada hewan bersifat sub klinis (ringan dan
tidak menunjukkan gejala sama sekali). Pada infeksi yang parah dapat
menyebabkan diare dan cacat pada fetus kucing atau hewan lainnya
Bagaimana akibat toxoplasma pada manusia
Pada pria, infeksi akut toxoplasma dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar
getah bening. Bila berlangsung terus menerus dapat menyebabkan kemandulan.
Toxoplasma dan menginfeksi dan menyebabkan peradangan pada saluran sperma.
Radang yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya penyempitan bahkan
tertutupnya saluran sperma. Akibatnya pria tersebut menjadi mandul, karena
sperma yang diproduksi tidak dapat dialirkan untuk membuahi sel telur.
Seperti pada pria, infeksi toxoplasma yang berlangsung terus menerus dapat
menginfeksi saluran telur wanita. Bila saluran ini menyempit atau tertutup, sel
telur yang telah dihasilkan oleh indung telur (ovarium) tidak dapat sampai ke
rahim untuk dibuahi oleh sperma.
Yang paling berbahaya adalah akibat toxoplasma terhadap Janin/fetus. Kista
toxoplasma bisa berada di otak janin menyebabkan cacat dan berbagai macam
gangguan syaraf seperti gangguan syaraf mata (buta, dll). Akibat lainnya adalah
janin dengan ukuran kepala yang besar dan berisi cairan (hidrocephalus).
Sekilas mengenai penyakit toxoplasmosis
Toxoplasmosis atau sering hanya disebut penyakit
toxo merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma
gondii. Dalam banyak kasus, infeksi pada manusia terjadi terutama setelah
parasit tersebut tertelan. Sebagian besar orang yang terinfeksi tidak memiliki
gejala, tetapi penyakit ini memiliki potensi untuk menyebabkan masalah serius
pada beberapa orang, terutama pada mereka yang mengidap penyakit immunodepressed dan
pada wanita hamil karena dapat menyebabkan keguguran.
Jika timbul gejala, biasanya menyerupai flu (nyeri otot, pembengkakan
kelenjar getah bening, malaise) dan dapat berlangsung selama beberapa minggu.
Pada beberapa kasus, infeksi yang berat dapat menyebabkan masalah pada organ
mata, gangguan otak, kejang, dan jarang, menyebabkan kematian. Obat-obatan
tertentu, baik secara tunggal maupun dalam kombinasi, dapat digunakan untuk
mengobati toxoplasmosis.
Sebagian besar orang terkena infeksi dari makan daging yang terinfeksi atau
mengonsumsi makanan yang terkontaminasi kotoran kucing atau anak kucing.
Pencegahan penyakit ini terutama berpusat pada usaha menghindari kontak dengan
daging yang mentah/terkontaminasi dan kontak dengan kucing/kotoran
kucing.
Organisme ini pertama kali diamati pada tikus pada tahun 1908. Toxoplasma
tercatat menyebabkan infeksi kongenital (artinya diturunkan dari ibu ke janin
selama kehamilan) pada tahun 1930 dan menjadi dikenal luas sebagai penyebab
penyakit pada orang dengan immunodepressed pada akhir tahun 1960. Lebih banyak
infeksi yang tercatat mulai tahun 1983 ketika orang-orang dengan HIV / AIDS
terserang Ensefalitis toksoplasma (peradangan otak).
CDC menganggap toxoplasmosis menjadi penyebab ketiga kematian paling umum
yang disebabkan oleh makanan di AS dan memperkirakan sekitar 60 juta orang di
Amerika Serikat membawa parasit Toxoplasma gondii. Kebanyakan orang
yang terinfeksi memiliki sistem kekebalan yang menekan parasit, sehingga
sebagian besar orang tidak menunjukkan gejala. Namun, jika sistem kekebalan
tubuh menjadi tertekan, parasit tersebut dapat menyebabkan penyakit serius.
Penyebab Toxoplasma
Toxoplasma gondii merupakan
parasit protozoa yang menginfeksi sebagian besar spesies hewan berdarah panas
(misalnya, kucing, babi, domba, dan manusia) dan menyebabkan penyakit
toksoplasmosis. Hanya kucing (kucing domestik dan kerabat lainnya dalam
keluarga Felidae) yang dikenal sebagai hewan inang yang
memungkinkan parasit untuk melengkapi siklus hidupnya.
Ketika kucing memangsa tetikus atau burung yang terinfeksi, bradyzoit yang
tertelan berkembang menjadi baik takizoit atau ookista. Siklus hidup Toxoplasma
selesai ketika ookista keluar melalui kotoran kucing. Manusia dan hewan lain
bukan bagian dari siklus hidup lengkap (kecuali dimakan oleh kucing); sebagian
besar infeksi terjadi ketika manusia, peliharaan atau hewan lain menelan
makanan, tanah, atau hewan lain yang mengandung baik ookista yang telah
bersporulasi atau jaringan hewan yang mengandung Toxoplasma bradyzoit.
Manusia biasanya terinfeksi dengan mengkonsumsi daging, makanan, atau air
yang terkontaminasi. Infeksi juga dapat ditularkan melalui transfusi darah yang
terkontaminasi, transplantasi organ terinfeksi, atau dari ibu yang terinfeksi
kepada janin. Yang terakhir, penyakit ini dapat diperoleh dengan langsung
terhisap kotoran kucing, yang mungkin terjadi saat membersihkan kotak kotoran
kucing.
Gejala Toxo
Sekitar 80% -90% dari orang yang terinfeksi Toxoplasma tidak menunjukkan
gejala. Mereka yang mengalami gejala biasanya mengalami pembengkakan kelenjar
getah bening serviks dan gejala mirip flu yang hilang dalam beberapa minggu
atau bulan tanpa pengobatan. Organisme ini sebenarnya masih berada di tubuh
dalam kondisi laten dan dapat aktif kembali jika orang tersebut menjadi
immunodepressed. Sebagai contoh, pasien dengan AIDS dapat terkena lesi di otak
akibat reaktivasi Toxoplasma. Pasien kemoterapi dapat terserang pada organ
mata, jantung (miokarditis), paru-paru atau otak ketika parasit menjadi aktif
kembali.
Infeksi bawaan Toxoplasma bisa menyebabkan masalah serius pada mata,
telinga, dan kerusakan otak pada saat lahir. Namun, infeksi bawaan mungkin
asimtomatik sampai beberapa tahun pertama kehidupan atau bahkan sampai dekade
kedua atau ketiga ketika mata (penurunan penglihatan atau kebutaan), telinga
(pendengaran), atau gejala kerusakan otak (kejang, perubahan status mental)
terkena. Toxoplasmosis merupakan penyebab utama retinochoroiditis (peradangan
retina dan koroid mata) di Amerika Serikat.
Kapan saatnya Mencari Perawatan Medis
Karena sebagian besar orang tidak mengalami gejala pada Toxoplasmosis,
kebanyakan orang yang terinfeksi tidak berusaha mencari layanan kesehatan.
Namun, orang yang mengalami kelenjar getah bening leher yang membesar dan
mengalami sindrom mirip flu dan curiga atau tahu bahwa mereka telah memiliki
asosiasi dekat dengan kucing atau makanan/air yang mungkin terkontaminasi harus
mempertimbangkan mencari perawatan medis. Jika wanita yang sedang merencanakan
kehamilan atau sedang hamil mengalami gejala ini, mereka harus segera mencari
perawatan medis. Orang dengan immunodepressed, terutama mereka yang terinfeksi
HIV, juga harus mencari perawatan medis jika gejala yang disebutkan di atas
terjadi atau jika mereka merasakan perubahan pada mata atau perubahan status
mental.
Pemeriksaan dan Tes Toxoplasma
Kebanyakan orang yang terinfeksi tidak akan memiliki kelainan fisik yang
terasa, tetapi pada pemeriksaan fisik, beberapa orang akan memiliki kelenjar
getah bening serviks yang membesar (temuan fisik yang paling umum), atau
pembesaran limpa atau hati. Orang dengan infeksi sedang sampai berat mungkin
menunjukkan penyakit kuning (terutama bayi), peningkatan lebam karena masalah pada
organ hati, masalah mata (penurunan penglihatan atau kebutaan),
meningoencephalitis (radang otak dan lapisan otak), kejang, pneumonitis, dan
perubahan status mental.
Sayangnya, banyak penyakit ringan dan berat lain dapat menyebabkan gejala
yang sama (misalnya, penyakit Chagas, giardiasis, malaria, penyakit cakaran
kucing, abses otak, sepsis, cytomegalovirus, dan banyak lainnya). Untungnya,
ada sejumlah tes yang dapat membantu membedakan Toxoplasmosis dari penyakit
lain dan memberikan bukti untuk diagnosis sementara atau definitif.
Diagnosis definitif Toxoplasmosis dibuat dengan mengidentifikasi organisme
Toxoplasma gondii dalam darah, cairan tubuh (misalnya, cairan tulang belakang
atau ketuban), atau jaringan (sampel biopsi). Selain itu, cairan tubuh dapat
disuntikkan ke tikus, sehingga tikus tersebut akan terkena penyakit jika
parasit berada dalam cairan tubuh yang disuntikkan. Juga, cairan tubuh dapat
diinokulasi ke dalam kultur sel dimana parasit dapat berkembang biak. Tes ini
biasanya dilakukan di laboratorium khusus oleh personel yang berpengalaman.
Tes-tes lain dapat menghasilkan diagnosis presumptif dan didasarkan pada
respon kekebalan seseorang terhadap parasit. Cairan tubuh dapat diuji dengan
PCR atau teknik enzim-linked immunosorbent assay (ELISA) yang dapat menunjukkan
infeksi akut. Tes lain, seperti tes Sabin-Feldman, mengukur antibodi IgG pasien
yang ditujukan terhadap parasit Toxoplasma gondii dan merupakan tes acuan
standar untuk Toxoplasmosis. Antibodi IgG menunjukkan bahwa infeksi toksoplasma
telah terjadi di masa lalu tetapi tidak mengatakan apakah infeksi saat ini
adalah sebagai akibat Toxoplasma gondii.
Tes lain yang biasa digunakan adalah dengan mendeteksi antibodi IgM yang
diarahkan terhadap parasit dan dapat mendeteksi antibodi ini pada minggu
pertama infeksi. Tes ini paling sering dilakukan dan tes ini dilakukan oleh
laboratorium khusus. Waktu tes adalah penting, karena akan mempengaruhi
interpretasi hasil. Beberapa orang mungkin memiliki hasil positif karena ia
sebelumnya telah terinfeksi, akan tetapi gejala yang ia rasakan sekarang
merupakan dikarenakan penyakit yang lain bukan karena Toxoplasma gondii.
Konsultasi dengan ahli penyakit menular dapat membantu menentukan diagnosis
ketika hanya bukti dugaan yang tersedia.
Wanita hamil dan mereka yang berencana untuk hamil bisa diuji dengan tes
imunologi serupa seperti yang disebutkan di atas untuk diagnosis dan menentukan
apakah ada risiko bagi ibu untuk menularkan infeksi toksoplasma pada janin.
Jika seorang wanita tidak memiliki antibodi dalam aliran darahnya, dia rentan
untuk terkena dan dapat dipantau lebih dekat.
Pengobatan Toxoplasma
Toxoplasmosis dapat ditangani secara medis. Ada beberapa obat, biasanya
digunakan dalam kombinasi, untuk mengobati infeksi oleh parasit ini. Tiga obat
yang paling sering digunakan ke pasien, termasuk orang dengan HIV adalah
pirimetamin (Daraprim), sulfadiazin (Microsulfon), dan asam folinic. Namun,
pasien hamil diobati dengan spiramisin (Rovamycine) dan leucovorin
(Wellcovorin) di samping obat yang tercantum di atas. Pasien dengan HIV
biasanya membutuhkan pengobatan seumur hidup untuk menjaga parasit tetap
ditekan. Obat lain kadang-kadang digunakan adalah klindamisin (Cleocin),
azitromisin (Zithromax), atau atovakuon (Mepron). Obat ini digunakan terutama
ketika pasien alergi terhadap pirimetamin atau sulfadiazin. Dosis bervariasi,
cara terbaik untuk menentukan perawatan medis individu adalah didasarkan pada
situasi kesehatan pasien.
Sayangnya, pirimetamin (Daraprim) dan sulfadiazin (Microsulfon) dapat
menyebabkan efek samping yang signifikan, terutama pada janin. Dua dari efek
samping utama adalah penekanan sumsum tulang (pengobatan leucovorin dapat
mengurangi penekanan ini) dan toksisitas hati untuk pirimetamin. Untuk
sulfadiazin, efek samping bisa mual, muntah, toksisitas hati, kejang, dan
gejala lainnya. Obat ini digunakan pada wanita hamil karena risiko infeksi oleh
Toxoplasma biasanya lebih parah daripada efek samping obat. Dokter yang merawat
harus diberitahu cepat jika efek samping terjadi.
Pencegahan Toxoplasma
Pencegahan Toxoplasmosis utamanya adalah untuk menghindari masuknya
parasit. Berikut ini disarankan untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan
terinfeksi Toxoplasmosis:
Benar-benar memasak
semua daging (daging beku selama beberapa hari juga mengurangi kemungkinan
Toxoplasma).
- Mencuci tangan dan
peralatan dengan benar setelah menyentuh daging mentah.
- Cuci buah dan
sayuran sebelum dikonsumsi
- Jangan minum susu
yang tidak dipasteurisasi atau minum air mentah.
- Beri makan kucing
dengan makanan yang dimasak dengan matang.
- Jangan mengadopsi
atau memegang kucing liar.
- Jangan memelihara
kucing baru saat hamil.
- Wanita hamil harus
memakai sarung tangan saat berkebun, benar-benar mencuci tangan mereka
setelah itu, dan menghindari kontak dengan kotoran kucing, dan sebaiknya
meminta orang lain untuk membersihkan kotak kotoran kucing (bersihkan
kotak kotoran kucing setiap hari).
- Taruh kotak pasir
kotoran kucing di luar ruangan saat tidak digunakan.
Ibu hamil yang terinfeksi Toxoplasma dapat
menginfeksi janin, akan tetapi pengobatan terhadap sang ibu dapat mengurangi
kemungkinan menginfeksi janin. Organ dan darah donor terinfeksi Toxoplasma bisa
menularkan parasit ke penerima, pengujian donor untuk parasit dapat mencegah
jenis infeksi ini. Studi sedang berlangsung untuk menghasilkan vaksin
Toxoplasma, namun sampai saat ini, tidak ada vaksin yang tersedia atau
diproduksi secara komersial baik untuk manusia maupun kucing. (http://www.info-kes.com/2013/05/penyakit-toxoplasmosis-toxo.html
(Nop-15)